LENGANG: Suasana Ruang Praktikum Anatomi Sebelum Digunakan Praktikum Rabu (6/7) |
Sudah menjadi rahasia umum jika kampus A Univerbu sitas Airlangga mengubur banyak cerita mistis. Alasan utamanya jelas, gedung yang berdiri di Jalan Mayjen. Prof. Dr. Moestopo Surabaya ini telah didirikan sejak tahun 1923. Dimana menurut pelajaran Sejarah yang pernah kupelajari sejak Sekolah Dasar, pada tahun itu Indonesia belum terlepas dari penjajahan Belanda. Berangkat dari isu tersebut aku mencoba untuk mengulik sejumput kisah yang tersembunyi di balik kampusnya para dokter itu.
Berdasarkan informasi yang kudapat dari salah satu teman yang merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran, ia menyarankan agar aku bergerak menuju Ruang Praktikum Anatomi. Konon katanya, banyak cerita diluar nalar yang bisa digali dari sana. Setelah bertanya ini itu mengenai siapa orang yang berkompeten untuk menjadi narasumber dan sharing pengalaman denganku, bertemulah aku dengan Pak Suma’in, tenaga laboratium ruang anatomi.
Tugas Pak Suma’in dan empat orang lainnya yang jabatannya sama dengan beliau, yakni Pak Hendro, Pak Joko Sugeng, dan Pak Yatiman adalah memindahkan kadafer (istilah kedokteran yang digunakan untuk menyebut mayat/ jasad manusia yang sudah meninggal) yang dikirim dari Rumah Sakit Dr. Soetomo untuk disimpan di ruang pengawetan. Sebelum disimpan, kadafer tersebut harus dimandikan dan dibelah pada bagian tubuh tertentu untuk mengurangi bau-bauan tidak sedap.
Kadafer kemudian ditempatkan pada sebuah bak yang telah dibubuhi campuran air dan formalin untuk pengawetan. Setelah dua tahun, barulah kadafer bisa digunakan untuk keperluan praktikum mahasiswa kedokteran mulai semester tiga. Pak Suma’in yang telah bekerja di FK selama 28 tahun itu mengaku terkadang mengalami suatu hal yang dirasa ganjil. Seperti, pintu ruang praktikum anatomi yang tiba-tiba bergetar sendiri saat pak Suma’in hendak menguncinya, bisikan aneh, hingga mimpi yang seperti berkaitan dengan pekerjaannya.
Awalnya aku merasa tidak ada yang aneh dari cerita itu. Tidak, sampai Pak Suma’in memberi masukan kepadaku untuk menemui satpam kampus yang biasa melakukan patroli malam dengan mengelilingi kampus. Sampailah pada satu nama yang direkomendasikan oleh Pak Suma’in. Satu nama yang merujuk pada salah seorang satpam senior yang akan menggantung seragamnya tahun depan. Pak Sunyoto, lelaki yang tinggal di Sidoarjo itu telah bekerja di FK selama 30 tahun. Sekilas hanya keramahan yang terpancar dari wajah satpam yang saat ditemui sedang berjaga shift pagi di loket Fakultas Kedokteran Gigi. Maklum, di usianya yang sudah mulai senja ia hanya dibebankan untuk bekerja di pagi hingga siang hari.
Saat berkenalan dengan Pak Nyoto (panggilan akrab Pak Sunyoto), beliau terkejut ketika aku menyebutkan daerah asalku. Karena beliau juga lahir di kota yang sama denganku, Tulungagung. Lalu, beliau mulai menceritakan pengalaman berbau mistis yang pernah dialaminya selama ini. Menurut beliau, ruang praktikum anatomi bisa disebut sarangnya makhluk halus di kampus A. Bukan tanpa alasan beliau mengatakan seperti itu. Menurutnya, kadafer-kadafer yang selama ini diawetkan lalu dibuat praktikum kadang merasa tidak terima melihat jasadnya diganggu oleh orang lain.
Ya, meskipun sudah meninggal namun ruh manusia yang termasuk dalam 4T (Tempat Tinggal Tidak Tetap) itu masih suka berkeliling di sekitar jasadnya yang sudah tak bernyawa lagi. Sebenarnya hal itu tidak menjadi masalah, karena mereka (makhluk halus) juga mempunyai kehidupan sendiri. Namun ruh tersebut kadang tidak terima jika jasadnya digunakan untuk keperluan praktikum. Sehingga ada beberapa yang suka mengikuti petugas ruang anatomi atau mahasiswa yang melakukan praktikum.
Ruh sendiri menurut Pak Nyoto terbagi menjadi dua. Ruh yang keluar dari tubuh seseorang yang masih beragama (meninggal dalam keadaan baik-baik), dan ruh yang keluar dari tubuh seseorang dalam keadaan kafir. Jika manusia meninggal dalam keadaan baik-baik dan beragama taat, tidak akan sulit untuk mengusirnya jika diinginkan. Tinggal membacakan ayat-ayat Al-Qur’an, mereka pasti bisa mengenali ayat itu dan langsung menghindar. “Tapi kalau hantunya tidak kenal agama, mau dibacakan ayat satu Al-Qur’an sekaligus dia tidak akan mengerti. Jadi, sulit sekali mengusirnya.” ujar satpam yang mengisyaratkan keramahan sang pemilik suara itu.
Untuk menangkal agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat kita ingin mengunjungi spot-spot yang memang dikenal angker di kampus A, ada beberapa tips dari Sunyoto yang dibagikan kepadaku. Pertama, siapkan segala masalah yang sedang kita hadapi akhir-akhir ini. Jika perlu, catatlah agar tidak lupa. Tujuannya adalah untuk mengisi pikiran kita supaya tidak kosong. Pikiran kosong adalah saat otak tidak bekerja dan pikiran benar-benar tidak terisi apapun. Tanda-tanda pikiran kosong adalah ketika kita melamun atau saat dimana kita tidak melihat objek kongkrit yang jelas-jelas di depan mata dan tidak mungkin untuk tidak melihatnya.
Saat-saat seperti itu membuat pikiran menjadi lemah. Tak ada kekuatan untuk mempertahankan pikiran Sehingga akan sangat mudah untuk dimasuki ruh dari dunia lain. Kedua, usahakan untuk meminta ijin saat akan memasuki ruangan tertentu. Entah apapun bahasa yang akan kita gunakan, yang jelas bisa mengisyaratkan jika kita ingin berkunjung ke tempat mereka. Soalnya, kita belum tahu juga makhluk apa yang menjadi tuan rumah di tempat yang akan menjadi tempat tujuan kita. Layaknya bertamu ke rumah sesama manusia, sang tuan rumah akan merasa dihargai jika tamunya meminta ijin dulu sebelum masuk. Bukan asal nyelonong saja.
Ketiga, buang jauh-jauh fikiran sombong, congkak, dan egois. Cobalah untuk bersikap rendah hati dan terbuka, yakni tidak merasa jika hanya makhluk hiduplah yang bernaung di dunia ini. Rendah hati merupakan suatu hal yang aneh. Disaat kita merasa memilikinya, maka saat itu pula kita kehilangannya. “Karena, Tidak semua yang ada di dunia ini dapat dibuktikan keberadaanya,” itulah salah satu pesan yang aku tangkap dari sosok humoris nan ceria itu. (ula)
aku baru tahu kalo ternyata kampuku bener2 mistis :)
ReplyDeleteRP anat memang paling berkesan :)
ehm,maav ada ralat boleh??
"kadafer bisa digunakan untuk keperluan praktikum mahasiswa kedokteran mulai semester tiga"
seharusnya semester 2 :)
terima kasih :)
info tsb diperoleh dari sumber yang saya wawancara.. hehehe
ReplyDeletewah,... tengkyu atas koreksinya.. :)