“Kalau komponen minyaknya ada empat jadi susah nentuin HLB nya, nilainya besar-besar juga,”
Tempat mengerjakan tugas tak jadi soal asalkan laporan peneitian selesai tepat waktu. |
“Kalau komponen minyaknya ada empat jadi susah nentuin HLB nya, nilainya besar-besar juga,”
Tempat mengerjakan tugas tak jadi soal asalkan laporan peneitian selesai tepat waktu. |
Pelatih Muda: Laras |
gambar : www.google.com |
Jika kita melewati fakultas ekonomi di Kampus B, maka akan melihat suatu pemandangan yang berbeda dari fakultas-fakultas lain yang ada di Universitas Airlangga. Ya, di sana terdapat parkir motor bertingkat layaknya yang biasa kita temui di mall atau di perkantoran.
Parkiran motor bertingkat ini mulai beroperasi sejak bulan Maret tahun ini. Pembangunan parkir bertingkat ini memakan waktu sekitar delapan bulan, tepatnya dibangun sejak bulan Juli tahun lalu. Atas gagasan Fakultas Ekonomi (FE) dan bekerja sama dengan rektorat Universitas Airlangga akhirnya FE berhasil membangun gedung parkir motor bertingkat ini.
“Iya dibangun mulai Juli tahun 2010 dan baru beroperasi Maret 2011 ini. Kita kerjasama dengan kantor pusat,” ungkap Aisyar Halim, SE, Kepala Bagian Sarana dan Prasarana Fakultas Ekonomi.
Gedung parkiran ini dibangun karena semakin banyaknya mahasiswa FE yang menggunakan sepeda motor ke kampus sehingga lahan parkir yang sempit membuat mahasiswa tidak nyaman. “Kita membangun parkiran ini karena berdasarkan kebutuhan, kalau satu lantai kurang karena banyaknya mahasiswa yang menggunakan sepeda motor,” jelas pria yang telah bekerja di Unair selama tiga puluh tahun ini.
Maka dari itu, fakultas pun menggagas pembangunan gedung parkir motor bertingkat dan akhirnya disetujui oleh kantor pusat atau rektorat Unair. Namun kini pengelolaan parkir motor bertingkat ini sepenuhnya dipegang oleh kantor pusat. “Sebelum tahun 2011 itu pengelolaan lahan parkir dipegang oleh Fakultas, tapi sekarang sepenuhnya dipegang oleh kantor pusat termasuk secure parking juga kantor pusat yang memegang,” ungkap Aisyar saat ditemui di kubikelnya.
Seperti yang kita ketahui bahwa pembangunan Fakultas Ekonomi lebih maju daripada fakultas-fakultas lain yang ada di kampus B. Sudah menjadi rahasia umum apabila banyak alumni yang sukses dan memberikan sumbangan untuk pembangunan fisik gedung fakultas. Sehingga tak heran gedung Fakultas Ekonomi merupakan yang paling bagus di kampus B.
Namun ketika ditanya apakah dana pembangunan gedung parkiran motor bertingkat ini juga berasal dari sumbangan alumni, Aisyar menyangkalnya. “Bukan ini murni dana universitas,” sangkalnya.
Untuk keamanan dari parkiran baru ini juga tidak perlu dipertanyakan lagi. Sudah ada secure parking yang tentunya sudah pasti aman. Secure parking ini juga bisa ditemui di seluruh fakultas di kampus B. Selain itu, dengan adanya gedung parkiran motor bertingkat ini membuat mahasiswa semakin nyaman untuk memarkirkan motornya. Seperti pengakuan salah satu mahasiswa semester 6, jurusan S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Aditya Sudarta.
“Iya lebih enak sebenernya, lebih efisien space-nya banyak, nggak perlu dempet-dempetan lagi,” menurut mahasiswa yang memiliki nama panggilan Adit ini.
Apabila hujan datang, para pengendara motor yang memarkirkan motornya di gedung parkiran baru ini tidak perlu khawatir helmnya akan basah karena kehujanan. Jelas karena parkiran ini berada di dalam gedung yang memiliki atap sehingga tidak akan kehujanan. “Apalagi sekarang ada atapnya, jadi kalau hujan sepeda dan helm nggak basah,” tambah Adit yang sekarang sedang mengambil skripsi ini.
Akan tetapi Adit menyayangkan satu hal dari gedung parkiran motor bertingkat ini. “Tapi desain naikan ke lantai dua-nya terlalu tinggi, jadi sedikit membahayakan,” keluh Adit. (nit)
Tampilan beranda Silia Fisip Unair |
Tampilan Kartu Rencana Studi Silia Fisip Unair |
Senin (9/5) merupakan hari yang membingungkan bagi Radit (20) mahasiswa D3 Manajemen Pemasaran ini. Pasalnya, hari itu ia kehilangan helm yang ditaruhnya di atas motor. Hal ini baru dialaminya kali ini, tentu saja membuatnya sangat panik.
Pada hari itu, pria yang akrab dipanggil Komandan oleh teman-temannya sedang ada urusan yang mengharuskan dirinya untuk bertemu dosen di gedung S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. “Waktu itu aku buru-buru mau ketemu dosen, jadi markirin motor asal di depan masjid aja,trus asal naroh helm di spion,” kata Radit. Kali itu, dia merasa aman-aman saja karena ada petugas parkir yang biasa mengawasi setiap motor yang ada disitu.
Setelah selesai bertemu dengan dosen, ia yang hendak kembali ke gedung D3 FEB UNAIR lalu ia mendapati bahwa helm yang semula ditaruhnya di spion motor ternyata sudah menghilang. “Pas waktu itu aku langsung panik lah, soalnya baru kali ini aku kehilangan helm. Sebenernya bukan masalah harga dari helm itu, tapi gimana cara pulang kalao nggak pakai helm, kan pasti ditilang polisi,” ujar mahasiswa angkatan 2009 ini.
Menurut penjelasannya, yang pertama dia lakukan adalah bertanya kepada petugas tiket mobil yang berada di depan UNAIR tetapi petugasnya tidak tahu tentang helm yang hilang dan itu bukan menjadi tanggungjawab dari petugas tiket tersebut. Lalu, pria yang berasal dari Madura ini mencoba bertanya kepada teman-temannya untuk memberikan solusi agar dapat menemukan kembali helmnya tersebut.
Setelah mendapat masukan dari teman-temannya, Radit memilih untuk menanyakan kepada petugas parkir motor yang ada di parkiran S1 FEB UNAIR. Saat itu, ia menanyakan kepada Pak Mat yang sedang bertugas. Ternyata helm milik pria yang memiliki impian menjadi seorang polisi ini sengaja diambil oleh pak Mat. “Saya sengaja ngambil helmnya anak itu. Soalnya, dia udah salah parkir. Sekarang sudah tidak boleh parkir di depan masjid lagi. Kan udah ada gedung parkir baru khusus motor,” katanya.
Memberikan efek jera, itulah yang dilakukan Pak Mat kepada mahasiswa yang suka parkir sembarangan atau tidak pada tempatnya. “Saya tidak ada maksud apa-apa sebenernya, tapi cuma mau mengingatkan saja kalau dia sudah salah parkir. Selain itu juga saya mau mengantisipasi kalau-kalau helmnya malah diambil sama orang beneran, kan malah kasihan dia.” Jelas pria paruh baya tersebut. “Seterburu-burunya mahasiswa, sebaiknya ya parkir itu ditempat yang bener, yang sudah jelas-jelas aman. Daripada asal parkir diluar, malah besar kan resikonya.” Tambahnya.
Musholla, hal yang terlintas ketika anda mendengar kata tersebut ialah tempat yang tenang, khusyuk, dan tempat untuk berkomunikasi dengan Sang Pencipta. Keadaan yang semula aman dan tentram tiba- tiba menjadi ricuh akibat terusiknya keamanan.
Itulah yang dirasakan Riska Gustinawati, mahasiswi fakultas farmasi Universitas Airlangga angkatan 2009 mengalami hal itu, niat awal ingin beribadah dan mendapatkan ketenangan , justru musibah dan kepanikan yang di dapat. Hal itu dikarenakan saat ia mengetahui tas yang dibawanya “diobok – obok” dan handphonenya raib.
Ketika ditanyai mengenai pengalaman tersebut, Riska, begitu ia biasa disapa menceritakan kejadian itu bermula ketika ia ingin menunaikan solat dhuzur di musholla fakultasnya di kampus yang berada di jalan Dharmawangsa tersebut pada saat bulan Ramadan, tepatnya pada tanggal 10 september 2009. Ia bersama teman – temannya meletakkan barang bawaannya di meja tempat barang – barang yang di dinding tempat ia meletakkan barangnya terdapat tulisan peringatan agar lebih mewaspadai barang – barang berharganya. Sayangnya, ia kurang menggubris peringatan tersebut dan membiarkan barang –barang berharganya di dalam tas.
Alhasil setelah ia menunaikan ibadah solat tersebut, ia kaget ketika tas yang ia bawa terbuka. Seketika ia periksa dan sebuah handphone beserta kunci tempat kostnya raib digondol pencuri. Mengetahui barangnya dicuri oleh orang lain, Riska mencoba untuk tidak panik dan mencoba menanyakan pada orang – orang disekitar yang mungkin mengetahuinya. Namun hasilnya nihil, tidak ada satupun orang disekitar yang mengetahuinya.
Merasa usaha yang dilakukan sia – sia, ia mencoba cara terakhir. Dia melaporkan kejadian pencurian tersebut ke petugas bagian informasi. Dan dari petugas itulah ia mengetahui jika peristiwa pencurian sering terjadi setiap tahunnya.
Ketika ditanya mengenai harapan kedepan mengenai keamanan di Unair, khususnya di fakultas farmasi ia berharap agar keamanan di sekitar kampus di perketat, tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam kampus, terutama yang tidak berkepentingan. Dan ia juga merasa mendapatkan pelajaran dan harus lebih berhati – hati lagi dalam menjaga barang - barangnya.(gal)