Banyak yang tidak mengenal satpam-satpam penjaga kampus B Universitas Airlangga, dan bahkan seakan tidak peduli dengan keberadaan mereka. Padahal, tugas mereka sangat berat.
UNAIR- Berbadan tinggi tegap dengan wajah garang, begitulah sosok Djuhar Mahmud, seorang anggota keamanan yang sehari-hari bertugas di Kampus B UNAIR. Menurutnya, pekerjaan sebagai penjaga keamanan tidaklah selalu semudah yang terlihat, hanya duduk dan berkeliling memantau keadaan.”Kalau lagi ada kasus, dan ribet urusannya, pasti satpam yang selalu kena, padahal kita juga sudahj melakukan tugas dengan benar”,tuturnya. Yang dimaksud Mahmud adalah ketika terjadi kasus kehilangan sepeda motor, padahal Mahmud sudah berkali-kali mengingatkan mahasiswa untuk tidak memarkir motor mereka di sembarang tempat, tetapi justru makian yang didapat.”Iya, kalau sudah seperti itu, kitanya yang sakit hati mbak, kalau hilang kan pasti lapornya ke kita juga, kalau yang lain tahu, pasti dikiranya kita yang tidak bener jaganya”, tutur Mahmud. Padahal untuk pengamanan kampus B (yang meliputi seluruh gedung fakultas, perumdos, dan PPMB), per titik pertigaan ada penjaganya. Seperti pada pintu keluar timur, pintu masuk, pintu keluar BRI, pertigaanperumdos, dan PPMB. Ada tiga sift untuk penjagaan, terdiri dari enam orang menjaga siang, dan lima orang jaga malam. Tugas siang dan malam hampir sama, yaitu mengecek tiap titik penjagaan dan mengecek lengkap atau tidaknya anak buah.
Tidak hanya sampai disitu, terkadang satpam kampus B juga punya pekerjaan lain. Jika ada panggilan dari kantor pusat, mereka datang untuk membantu. Misalnya, mengamankan demo yang berlangsung didepan rektorat kampus C beberapa minggu lalu.”Kalau sedang ada demo, kami biasanya diminta membantu, jadi ya nggak mesti kerjanya di kampus B saja”, ujarnya. Mantan kepala satpam ini mengaku, meskipun pekerjaan penjaga keamanan ini sangat berat, tapi perhatian yang diberikan pada mereka sangatlah kurang.”Pas ada kebakaran FISIP beberapa waktu lalu, satpam kami yang paling cepat bertindak, tetapi tidak ada penghargaan sama sekali atas kerja keras kita selama ini”, ujarnya sambil tersenyum. Kasus yang ditangani satpam UNAIR ini lumayan banyak, mulai dari kasus pencurian motor, onderdil mobil, motor tak bertuan, kasus di fakultas, dan mahasiswa yang bandel akan keamanan motornya sendiri.”Saya sebenarnya sudah pernah usul agar secure parking motor disamakan seperti mobil, diletakkan di pintu masuk depan kampus, jadi semuanya aman meskipun mau di parkir dimanapun, karena belum semua fakultas menggunakan jasa secure parking”,keluhnya. Untuk masalah fakultas, sepertinya pihak keamanan sudah angkat tangan, selama mereka tidak menimbulkan kerusuhan dan kerusakan di kampus, satpam sebatas mengingatkan. Seperti kasus mahasiswi yang menginap di FISIP,”Kami sebenarnya selalu menegur, tetapi mereka tetap saja seperti itu, akhirnya kami biarkan, harusnya FISIP itu diberi pagar pembatas luar seperti Farmasi”,tambahnya.
Lantas apa harapan untuk satpam kedepannya? “Harapan saya agar usul secure parking segera di acc (diterima) dan ya gaji naik lah, kami menerima sedikit penghargaan tetapi banyak sekali keluhan yang masuk”, tuturnya. Satpam yang sudah bertugas selama 31 tahun ini juga mengeluhkan kurangnya personel keamanan di UNAIR.
No comments:
Post a Comment