Saturday, May 14, 2011

Gaul Bareng Sepeda Fixie

Semua orang pasti tidak asing lagi dengan sepeda roda dua atau banyak dikenal dengan sepeda ontel. Setiap hari kita pasti melihat orang-orang menggunakan sepeda roda dua untuk sekedar berolah raga, yang bisa kita lihat setiap pagi saat sebuah klub sepeda roda dua melakuka olah raga bersepeda di pusat kota. Selain menggunakannya untuk berolah raga, sepeda roda dua juga digunakan sebagai sarana transportasi sehari-hari, baik untuk ke sekolah atau ke tempat kerja.
Namun akhir-akhir ini ada jenis sepeda roda dua yang banyak mencuri perhatian para pecinta sepeda roda dua. Sepeda yang terlihat sangat simple karena desainnya yang tidak terlalu banyak komponen sepeda di sepeda tersebut dan juga sering kali karena warnanya yang ngejreng. Yup, sepeda ini adalah sepeda fixie. Saat ini bisa dikatakan sepeda fixie telah menjadi budaya pop baru di kalangan anak-anak muda. Tidak hanya di gunakan untuk kegiatan sehari-sehari, sepeda fixie juga bisa digunakan sebagai ajang gaya atau gaul untuk anak-anak muda.
Sepeda fixie pada awalnya hanya digunakan untuk perlombaan di velodrom atau track bike. Kemudian, para mantan atlit track bike yang berasal dari Jamaika berimigrasi ke New York. Kebanyakan dari mantan atlit tersebut bekerja sebagai kurir. Melihat kehidupan para kurir yang bebas aturan tersebut menarik perhatian banyak anak gaul New York yang kemudian ikut menggunakan sepeda fixie. Termasuk para fashionista yang menjadikan fixie sebagai fashion statement. Berkat ketenaran mereka di internet, fixie yang gaya ini pun masuk ke Indonesia.
Salah satu bukti popularitas sepeda fixie juga bisa terilhat di fakultas FISIP Universitas Airlangga, tepatnya jurusan komunikasi. Sering kali terlihat beberapa sepeda fixie dengan warna-warna menarik yang terpakir di parkiran FISIP. Jangkar Bawono atau yang akrab dipanggil Mas Jajang dan Akbar Cahyadiyntha atau Gimon merupakan beberapa mahasiswa yang menggunakan sepeda fixie. Saat ditanya alasan mereka menggunakan atau memilih sepeda fixie pun beragam.
Misalnya saja Jangkar menggunakan sepeda fixie dengan alasan karena teman-temannya yang sudah banyak menggunakan sepeda fixie selain itu juga karena alasan kesehatan, yaitu bisa berolah raga dengan bersepeda. Beda lagi dengan alasan Gimon yang menggunakan sepeda fixie karena pada saat ingin membeli sepeda, budget  yang dimiliki tidak terlalu besar, sehingga hanya cukup untuk membeli sepeda fixie.
Seperti yang diketahui, sepeda fixie jauh lebih simple, karena spare part pentingnya pun hanya frame dan roda. Selain itu, tipe sepeda fixie adalah fixed-gear, yaitu mempunyai roda belakang yang bersifat tetap. Dan sepeda fixie tidak memiliki rem, hanya bisa mengerem dengan mengandalkan kekuatan pedal alias menahan laju atau mendorong pedal ke belakang. Akan tetapi, cirri khas sepeda ini lah yang menjadi salah satu daya tariknya. Menurut Jangkar, menggunakan sepeda fixie lebih terasa olah raga, karena sifat gear yang fix mau tidak mau pengguna sepeda fixie terus dipaksa untuk mengayuh sepeda. Selain itu terasa lebih ekstrem karena tidak memiliki rem.
Bila ingin membeli sepeda fixie di Surabaya pun saat ini bukan hal sulit, hal ini dikarenakan hampir seluruh toko sepeda saat ini juga menyediakan perakitan sepeda fixie. Pembeli bisa merakit sepeda sesuai dengan budget dan keinginnannya. Misalnya ingin jenis dan warna roda seperti apa atau gear jenis apa yang ingin dipasang. Selain itu, klub sepeda fixie juga mulai marak di Surabaya. Seperti Fixiemates+, klub sepeda fixie yang di ikuti oleh Gimon.

No comments:

Post a Comment