Surabaya – Menonton film dapat dijadikan salah satu alternatif mengisi waktu luang dan juga menghibur diri, apalagi bagi para pecinta film. Film menjadi cara yang ampuh untuk menghibur diri. Sinematografi UNAIR sebagai salah satu komunitas film, mengadakan satu acara yang dapat menghibur para mahasiswa UNAIR dan sineas muda yaitu Lajar Tantjep Sinema.
Lajar Tantjep Sinema ini sudah terselenggara sejak 2008. Sebelumnya, Sinematografi UNAIR sudah mengadakan nonton film gratis namun dengan konsep yang berbeda yaitu Bioskop Sinema. Jika Lajar Tantjep Sinema ini diselenggarakan 2 minggu sekali, Bioskop Sinema diadakan seminggu sekali. Namun tetap dengan waktu yang sama, Senin pukul 18.00.
“Dulu bioskop sinema nontonnya pake televisi di sekre lama kampus B. Kalau Lajar Tantjep nontonnya pake LCD.” ungkap Fahri, mahasiswa FKM UNAIR angkatan 2008.
Setelah UKM Sinematografi berpindah dari Sekretariat UKM di Kampus B UNAIR ke Student Center Kampus C UNAIR, konsep nonton film Bioskop Sinema ini berganti menjadi Lajar Tantjep Sinema. Di awal pindahnya Sinematografi UNAIR ke Student Center Kampus C UNAIR, tempat untuk menonton sempat berpindah-pindah. Lajar Tantjep Sinema sempat diadakan di lapangan tengah Student Center Kampus C UNAIR, ruang matras dan di bulan Mei ini diadakan di aula lantai 3, Kampus C UNAIR. Hal ini dikarenakan sulitnya perijinan untuk peminjaman tempat.
Lajar Tantjep Sinema juga dapat dinikmati oleh orang-orang selain mahasiswa UNAIR karena acara ini terbuka untuk umum dan gratis.. Pengurus Sinematografi UNAIR turut mengundang komunitas-komunitas film untuk menyaksikan film di Lajar Tantjep Sinema.
Tema Lajar Tantjep Sinema berbeda-beda setiap bulannya. Pada bulan April 2011, tema yang diangkat adalah “Perempuan” karena pada tanggal 21 April diperingati Hari Kartini. Menyesuaikan dengan tema bulan April, maka Lajar Tantjep Sinema memutar film Black Swan dan Perempuan Punya Cerita. Di bulan Mei 2011, tema yang diangkat “Pendidikan untuk Semua”. Tema dipilih oleh divisi eksibisi Sinematografi UNAIR.
“Temanya tergantung dari bulannya, lagi “hot-hot” nya apa,” ujar Fahri, mantan ketua sinematografi UNAIR periode 2009-2010.
2 Mei : Alangkah Lucunya (negeri ini) |
16 Mei : The Chorus |
Tidak hanya sekedar menonton film, Lajar Tantjep Sinema juga mengadakan diskusi seusai menonton film. Diskusi film dipimpin oleh seorang moderator yang tentu saja harus mengetahui sinopsis film dan membaca resensi film. Moderator pun juga perlu mengetahui penghargaan apa saja yang telah diraih dari film yang diputar. Di akhir diskusi, para penonton juga diajak untuk menentukan rating dari film.
Selain film dari dalam dan luar negeri, Layar Tantjep Sinema juga memutar film-film produksi anggota Sinematografi UNAIR. Beberapa film karya Sinematografi UNAIR yang pernah diputar yaitu Seribu Sura (film yang pernah menang dalam Indie movie), Anak Porong, dan Undo (film pembuka Festival Film Perancis).
“Film-film yang dianggap bagus dan berprestasi dari Sinematografi UNAIR yang diputar,” ujar Linis, pengurus Sinematogrfi UNAIR divisi edukasi.
Menurut Fahri, antusiasme penonton Lajar Tantjep Sinema juga tergantung dari jadwal kuliah dan juga film yang diputar. Kalau jadwal kuliah mahasiswa UNAIR sedang padat, Fahri mengakui penontonnya hanya sekitar 15 orang. Sedangkan di saat jadwal kuliah tidak terlalu padat, penonton bisa mencapai 40 orang. Linis, mahasiswa Ilmu Komunikasi, mengatakan bahwa bioskop sinema lebih menarik karena lebih banyak partisipan dan acara menonton film terlihat lebih hidup, tetapi Lajar Tantjep Sinema juga memiliki konsep yang menarik. (aak)
Amanda Anindita Kirana 070915045
No comments:
Post a Comment