SURABAYA – Kriminalitas ternyata tidak hanya terjadi di tempat-tempat yang rawan seperti pasar dan di atas angkutan umum yang banyak terdapat copet. Lalu tempat-tampat yang sepi yang rawan akan penjambretan ataupun pencurian. Tidak terkecuali kawasan kampus Universitas Airlangga Surabay yang ternya banyak terjadi peristiwa pencurian yang memakan korban. Sebagian besar korban kebanyakan adalah mahasiswa. Mahasiswa memang menjadi sasaran empuk para pelaku kriminal ini karena sepeti yang kita tahu mahasiswa disubukkan denga berbangai macam tugas dan tidak terlalu memikirkan. Bahkan tidak jarang para pelaku tindakan mengambil barang orang lain tanpa ijin ini adalah sesama mahasiswa. Mungkin alasannya adalah karena kebutuhan ekonomi yang mendesak sehingga melakukan perbuatan dosa tersebut. Bahkan tidak jarang ada yang mencuri karena memang sudah kebiasaan.
Salah seorang mahasiswa yang pernah kehilangan barang pribadinya adalah Reza Anggara, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga ini kehilangan sebuah hel pada bulan maret 2011 lalu. “Kira-kira aku kehilangan helm bulan maret lalu”, ujar pria yang akrab disapa Reza tersebut. “Jadi ceritanaya, aku ninggalin kunci motorku nempel di sepeda motor, pas aku balik mau ngambil kunci motor ternyata kuncinya masi ada, tepi helm ku udah nggak ada lagi”, lanjut Reza. Memang hanya helm saja, tetapi kalau dibiarkan pasti akan banyak bermunculan tindakan pencurian lain dengan skala yang lebih besar.
Sungguh ironis memang, karena sekitar satu tahun yang lalu Universitas Airlangga menerapkan sistem Secure Parking seperti yang di adopsi di pusat-pusat perbelanjaan atau mall dengan harapan bisa mengurangi tindakan pencurian. Tetapi nyatanya para penjaga perkir ini masih saja kecolongan.
Bukan hanya di tempat parkir saja, bahkan di dalam kampus juga ada mahasiswa yang kehilangan benda-benda berharga miliknya. Seperti yang sering terjadi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, beberapa mahasiswa ada yang kehilangan laptop mereka. Tidak sedikit dari mereka bahkan memasang papan pengumuman di madding yang terdapat di kampus agar barang mereka yang hilang bisa kembali ke tengan meraka. Bahkan sebagian besar dari mereka menawarkan imbalan jika ada yang bisa menemukan barang yang hilang tersebut.
Tidak hanya barang-barang berharga saja yang hilang, bahkan benda-benda sepeti pulpen maupun buku juga seirng hilang. Terkadang barang yang hilang itu disebabkan karena kelalaian pemiliknya yang meninggalkan barang tersebut tertinggal sehingga mengundang mahasiswa lain yang kebetulan menemukan lalu mengambilnya dan mengakuinya menjadi miik pribadi.
Salah satu yang pernah kehilangan buku adalah Dhani Ulan, seorang mahasiwi Program Studi Ilmu Komunkasi Universitas Airlangga. Wanita biasa dipanggil Cepot oleh teman-temannya ini mengaku kehilanga bider yang isinya tentang catatan-catatan penting. Walaupun harganya tidak seberapa, tetapi mahasiswa semester enam tersebut merasa kecewa karena banyak materi kuliah yang tercacat pada bindernya yang hilang itu. Mahasiswi berambut panjang ini mengaku kehilangan binder saat dia masih semester tiga, dan sekarang Cepot sudah semester enam yang berarti sudah sekitar satu tahun lebih Cepot kehilangan bindernya. “Waktu itu binderku ketinggalan di kelas pas habis sesesai kuliah, terus pas besoknya aku balik mau ngambil bindernya udah ilang”, ujar wanita yang sehari-harinya berangkat ke kampus menggunakan mobil tersebut.
Dengan kejadian seperti ini seharusnya para mahasiswa lebih berhati-hati dalam menjaga benda-benda pribadi milikn ya agar tidak hilang dan dicuri oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. (Dreses Putranama / 070915055)
No comments:
Post a Comment