Biaya Kuliah Mahal, Jaminan Pendidikan Lebih Baik?

Beredarnya berita tentang biaya kuliah atau SP3 yang dinaikkan, tentu saja meresahkan mahasiswa. Bukan itu saja, kabarnya uang gedung untuk mahasiswa baru juga akan dinaikkan menjadi 15 juta rupiah. Bagaimana tanggapan mahasiswa?

UNAIR- Kabar mengenai naiknya uang kuliah sudah lama terdengar oleh mahasiswa. Baik mahasiswa yang melaui jalur prestasi, SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri), dan jalur umum semuanya merasakan kekhawatiran yang sama akan kabar tersebut. Mahasiswapun telah banyak melakukan tindakan agar kabar tersebut tidak menjadi kenyataan, misalnya dengan melakukan demonstrasi. Tidak hanya di lingkungan kampus saja, demonstrasi tersebut juga dilakukan di depan gedung rektorat di Kampus C. Alasannya, agar aspirasi mereka terdengar langsung oleh Rektor. Menurut Kinara, salah seorang mahasiswi Ilmu Komunikasi FISIP, dirinya yang masuk melalui jalur umum tentunya akan sangat keberatan jika biaya kuliah per semesternya jadi dinaikkan. “Sudah mahal, ngapain dinaikkan, fasilitasnya juga gini-gini saja”, tuturnya. Sama halnya dengan Dyah, mahasiswi Fakultas Kedokteran, “Kalau biaya kuliahku per semesternya saja sudah 6 juta, mau dinaikkan berapa lagi? Nggak kuat bayarnya”, keluhnya.

            Kenaikan biaya kuliah juga terdengar sampai luar kampus, Dody salah seorang siswa SMA mengaku dirinya hampir tidak jadi memilih UNAIR sebagai universitas tujuan karena biaya masuknya lebih mahal. “Nanti terlanjur masuk, ternyata mahal”, tuturnya saat dijumpai siang tadi (16/05). Padahal pihak kampus tampaknya menyanggah berita kenaikan SP3 dan biaya masuk tersebut. Terbukti banyak banner-banner pemberitahuan yang memberitahukan bahwa intinya orang tidak mampu pun dapat berkuliah di UNAIR dan bahkan gratis biaya masuk. Sangat kontras sekali dengan spanduk-spanduk yang bertebaran di depan FISIP yang berisi kecaman dan menolak akan biaya SP3 yang dinaikkan. Jika saja kenaikan biaya kuliah tersebut diiringi dengan bertambah bagusnya fasilitas kampus dan mutu pendidikan, tentunya tidak akan menuai protes dari semua kalangan, terutama mahasiswa.