Saturday, May 14, 2011

Reog, Warisan Budaya yang Mempesona Kawula Muda

Surabaya-indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya. Hal itu terlihat dari berbagai macam tarian yang ada di nusantara ini. Tarian – tarian itu membentang dari Sabang sampai Merauke. Tersebar di 33 provinsi Indonesia.

Sama halnya dengan reog ponorogo, tarian tradisional ini cukup diminati oleh banyak kalangan. Salah satunya Bimoadi Wicaksono, mahasiswa komunikasi unair yang kerap disapa Soni ini menceritakan sedikit pengalaman dalam memainkan seni tari reog. Ia mengatakan ketertarikan di bidang seni tari reog ini dikarenakan kesenangannya dalam menari. Ia mengatakan telah memainkan dan menggeluti seni tari reog ini sejak berumur 7 tahun hingga 17 tahun. Pengalamannya pun cukup banyak, salah satunya pernah tampil di ajang reog nasional.

Selain itu ia pun membagi pengetahuannya tentang sejarah reog dan pernak –perniknya. Ia menceritakan bahwa asal mula tarian reog ponorogo ini bermula dari perjalanan Prabu Kelana Swandana, Raja Kerajaan Bantarangin yang sedang berusaha memncari calon permaisuri. Ia ditemani oleh patihnya yang setia bernama Bujang Ganong. Akhirnya raja tersebut berhasil menemukan calon permaisuri yang diinginkannya. Permasuri tersebut bernama Dewi Sanggalangit, putrid dari kerajaan Dhaha. Namun, dalam usahanya mendapatkan Dewi Sanggalangit, Raja Kelana Sewandana harus lulus dalam sayembara yang diberikan oleh dewi tersebut. Syarat yang diberikan oleh sang dewi ialah menciptakan satu bentuk kesenian yang belum pernah ada. Sang raja memenuhi dan akhirnya dapat bersatu dengan Dewi Sanggalangit. Soni mengatakan, bentuk dari reyog itu sebenarnya merupakan sindiran yang maknanya sang raja( kepala Harimau) sudah disetir oleh permasurinya ( burung merak).

Selain itu Soni juga menceritakan dalam satu pertunjukan tari reog biasanya terdiri dari seorang warok tua, beberapa warok muda, pembarong, penari Bujang Ganong , dan Prabu Kelono Sewandana. Jumlah pemainnya sekitar 20- 30 orang. Peran sentral dari tarian reog ponorogo ini dipengang oleh warok dan para pembarong.

Ketika ditanya mengenai alur cerita dari terian reog ponorogo, Soni mengatakan, pementasan dimulai dengan urutan warok, jatilan , kemudian Bujang Ganong, Kelana Sewandana, barulah barongan atau dadap merak pada bagian akhir. Ia pun lebih jauh menjelaskan, seni tari reog ponorogo terdi dari beberapa rangkaian tarian. Kadang 2 atau tiga tarian pembukaan. Tarian pertama diawakan oleh 6 – 8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan polesan muka berwarna merah. Kemudian tarian kedua ditampilkan oleh 6 – 8 gadis muda yang sedang menaiki kuda. Pada tarian reog tradisional, bagian kedua ini biasanya ditarikan oleh penari pria yang berpakaian wanita. Tarian ini disebut tari Jaran Kepang.

Menurutnya, setelah tarian pembukaan selesai, adegan inti atau jalannya ceriat tergantung dari situasi dan kondisi dimana seni reog dibawakan. Jika pada saat acara pernikahan maka yang akan ditampilkan berupa adegan percintaan. Untuk khitanan maka biasanya cerita pendekar. Oleh karena, seni tari reog ini selalu terdapat interaksi yang mana biasa terjadi antara pemain dengan dalang, atau penari dengan penonton. Sehingga alur cerita tidak selalu sama dengan skenario karena pada intinya pertunjukan reog ponorogo ini lebih mementingkan kepuasan dari penonton.

Soni pun menambahkan keunikan dari tarian reog ponorogo ini ialah pada saat tarian singa barong ditampilkan , pemain yang memakai topeng seberat 50 – 60 kg yang berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak itu membawanya dengan cara mengigitnya.(gal)

No comments:

Post a Comment