Friday, May 13, 2011

Kreatif Bersama Sinematografi Unair


dari kiri: Don Aryadien, Tossan Priyonggo dan Achmad Syarifudien saat pemberian kenang-kenangan kepada pembicara

Pernah menonton film animasi Culo dan Boyo? Bagi mahasiswa Universitas Airlangga pastinya sebagian besar sudah pernah menonton film tersebut. Tidaklah heran, sebab film animasi yang menceritakan kelucuan ikan suro (hiu) dan boyo (buaya) waktu masih anak-anak dengan dialognya khas Suroboyoan itu merupakan hasil karya dari anak-anak sinematografi Unair yang kreatif.

Kali ini anak-anak sinematografi ingin membagikan kiat-kiat bagaimana membuat film yang kreatif dalam Talkshow Sinematografi yang diadakan tadi pagi (12/5) dari jam 9 pagi sampai jam 1 siang. Bertempat di Auditorium Fakultas Ilmu Budaya lantai 2, acara ini cukup ramai dipadati para mahasiswa. Dengan pembicara Tosan Priyonggo Panggayuhan seorang animator sekaligus film maker dan Don Aryadien seorang sineas muda yang juga ahli dalam penyutradaraan.

Talkshow Sinematografi yang diikuti oleh sekitar 100 orang ini bertemakan “Menggali Sisi Kreatif dalam Film”. Tema ini dipilih karena merupakan tema yang disukai oleh umum. “Talkshow ini memang diperuntukkan untuk umum jadi kita pilih tema yang umum aja, kalau misalnya tentang bagaimana angle kamera yang bagus nanti yang datang kan cuma anak-anak sinema aja,” jelas Achmad Syarifudien, ketua panitia Talkshow Sinematografi.

Dalam Talkshow Sinematografi ini dapat memberikan banyak wawasan yang mungkin belum pernah kita ketahui. Ternyata untuk menggali sisi kreatif sebuah film itu tidak hanya dari konsep atau ide cerita yang unik saja. “Iya untuk menggali sisi kreatif sebuah film itu memang pertama-tama konsep cerita harus menarik, tapi juga perlu diperhatikan angle kamera dan kombinasi warna yang baik juga bisa menambah sisi kreatif dari film itu,” jelas Achmad yang juga merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya.

Peserta Talkshow Sinematografi yang datang siang ini ternyata tidak hanya dari mahasiswa Unair tapi banyak yang dari universitas lain. “Ada dari Perbanas, bahkan sampai Universitas Trunojoyo Madura pun juga datang untuk mengikuti talkshow ini,” ungkap Achmad lagi.

Memang Sinematografi Unair merupakan salah satu UKM yang memiliki segudang kegiatan bagi para anggotanya. Bahkan sinematografi sering menyabet juara ketika ada ajang-ajang perlombaan yang diadakan oleh institusi lain. Misalnya saja di tingkat nasional, Sinematografi Unair pernah menyabet gelar Best Movie LA Indie Movie 2009 dan Favorit Movie LA Indie Movie 2009.

Untuk tingkat lokal sendiri Sinematografi Unair juga sering merajai perlombaan film di kampus-kampus Surabaya. Sebut saja, Best Movie Ciffest 2009 yang diadakan oleh Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga. Serta mendapatkan juara 3 di PIMITS 2010 yang diadakan oleh Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Kemudian tak ketinggalan Best Script LA Edutainment 2008 yang merupakan ajang gagasan LA Lights juga namun untuk skala lokal Surabaya (berbeda dengan LA Indiemovie yang skala nasional).

Anak-anak Sinematografi Unair juga sering dipercaya untuk membuatkan video klip band-band indie Surabaya. “Kita pernah mbikinin video klipnya VOX (salah satu band indie Surabaya yang menang LA Lights Indifest) dengan model video klipnya itu Tyas Mirasih, soalnya kan gara-gara kita menang di LA Edutainment trus hadiahnya dikasi kepercayan buat bikin itu (video klip),” ungkap Linis Esti, Art Director dari Sinematografi Unair.

Selain film pendek dan video klip, Sinematografi Unair juga pernah membuat sebuah iklan rokok LA Lights. “Iya trus pernah bikin iklan juga, rokok LA yang versi “Ujian Cara Gue, enjoy aja”. Tapi iklan ini nggak ditayangin di tv si soalnya kan buat lomba LA Edutainment,” tutup Linis yang akrab disapa Cipeng ini. (nit)

No comments:

Post a Comment