Banyak kegiatan yang digemari remaja putri. Mulai dari jalan-jalan, membaca, bernyanyi, menari hingga menggambar. Namun tak sedikit pula dari mereka yang menyenangi atau merupakan penghobi olah raga, salah satunya basket.
Berlari, men-dribble bola melewati lawan lalu meloncat tinggi dengan memasukkan bola ke ring. Itulah kira-kira gambaran permainan bola basket yang selama ini dikenal. Olah raga yang populer di Amerika ini merupakan jenis olah raga yang dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 6 orang. Dengan cara men-dribble dan memasukkan bola ke dalam ring itulah yang dilakukan untuk mendapatkan skor. Meskipun terlihat melelahkan, namun tak sedikit kaum hawa yang menggemari olah raga ini.
Seperti pengakuan dari Tyan Ludiana, mahasiswi Komunikasi Unair ini mengaku bahwa ia menjadikan basket sebagai hobinya sejak duduk di bangku sekolah dasar. “Aku suka basket sejak SD, buat ganti olah raga kesukaan, sepak bola,” kenangnya sambil tersenyum-senyum simpul. Meskipun menurutnya saat itu kegemarannya terhadap basket lantaran agar bisa dekat dengan senior-senior yang berbadan tinggi dan berwajah tampan. “Waktu SMP sih, biar bisa deket sama senior-senior yang tinggi dan cakep,” aku cewek berbadan tinggi ini sambil tertawa.
Pengakuan lain datang dari Andi Dixie, menurut gadis bertubuh mungil ini dengan bermain basket, ia dapat menambah tinggi badannya yang dirasa kurang selain itu lebih enak menggunakan tangan karena lebih mudah dikontrol. “Sejak SMP cinta sama Basket, soalnya basket dulu katanya buat orang pendek jadi tinggi, selain itu lebih enak dikontrol, bola kan di tangan, basket juga bikin sehat juga nggak perlu ngumpulin banyak orang kalau mau main,” jelasnya.
Basket, olah raga yang dipopulerkan oleh Michael Jordan ini mungkin bisa dibilang dulunya baru mampu mendapat antusiasme dari masyarakat Amerika, namun sekarang agaknya basket telah mampu menggaet perhatian rakyat Indonesia termasuk itu warga Surabaya. Hal tersebut karena adanya Deteksi Basketball League (DBL) yang diprakarsai oleh Azrul Ananda selaku petinggi Jawa Pos Grup.
Basket dianggap sebagai olahraga unik karena diciptakan secara tidak sengaja oleh seorang guru olahraga. Pada tahun 1891, Dr. James Naismith, seorang guru Olahraga asal Kanada yang mengajar di sebuah perguruan tinggi untuk para siswa profesional di YMCA (sebuah wadah pemuda umat Kristen) di Springfield, Massachusetts pada masa liburan musim dingin di New England. Naismith menciptakan permainan yang sekarang dikenal sebagai bola basket pada 15 Desember 1891. Basket sendiri merupakan sebutan yang diucapkan oleh seorang muridnya.
Bagi Tyan dan Dixie, menggemari olahraga basket merupakan keasyikan tersendiri. Banyak pengalaman yang menurut mereka unik. “Pernah nangis sesenggukan dan umbelan sepanjang Surabaya-Pasuruan gara-gara kalah setengah bola waktu DBL,” kata Tyan, yang pernah menyabet gelar juara 1 FISIP cup tingkat nasional, juara 1 SMA Tingkat Kota Kabupaten, POR Provinsi Jatim. Pengalaman unik lain datang dari Dixie, “Aku pernah lari terlalu kencang nabrak gawang sepak bola, waktu mau lay up, kehadang 2 musuh gede dan mental, pernah juga jatuh sampai celana basket nyaris kebuka,” jelas cewek yang ingin sekali masuk tim nasional ini.
Untuk hobinya yang satu ini, kedua cewek berkulit putih ini mengaku tak mendapat tentangan dari manapun termasuk pihak keluarga. “Gak pernah dapet tentangan, malah mendukung,” ucap Dixie. Begitu pula Tyan yang justru didukung karena basket dianggap orang tuanya lebih safety, “Gak pernah soalnya basket jauh lebih bebas nilai daripada anak wadonnya bal-balan atau layangan.”
Harapan perkembangan akan dunia perbasketan tanah air juga turut diucapkan oleh kedua mahasiswi penghobi basket ini. “Harapannya semoga atlet dan prestasi basket Indonesia gak lagi didominasi sama cino-cino,” ungkap Tyan yang juga tergabung Tim basket kampus ini. Harapan serupa juga diungkap Dixie untuk mengakhiri wawancara,” Maju terus basket Indonesia!”(nin)
~Chairina R (070810660)
No comments:
Post a Comment