Bersepeda saat ini merupakan olahraga yang sedang digemari anak-anak muda. Apalagi sepeda fixed gear atau yang ngetrend disebut dengan sepeda fixie. Ukuran sepeda fixie yang tinggi memang lebih banyak digunakan oleh pria. Namun paradigma tersebut bergeser, saat ini perempuan pun sudah banyak yang menggunakan sepeda fixie. Bahkan sering kita temui di jalan perempuan yang mengendarai sepeda fixie. Namun tahukah kalian, siapa sebenarnya perempuan pertama di Surabaya yang mempopulerkan fixie?
Dialah Andhita Laksmi Wigasari, mahasiswi semester akhir D3 Ekonomi Akuntansi Unair. Ia mengaku sudah sejak tahun lalu mengendarai sepeda fixie. Ia juga tergabung dalam Surabaya Fixed Gear yang merupakan komunitas sepeda fixie pertama di Surabaya. “Dulu itu masih jarang ya cewek yang pake sepeda fixie, kebanyakan tu cewek pake sepeda lipat. Kebetulan di komunitasku itu aku cewek satu-satunya. Sebenernya sih, ada tiga ceweknya, tapi yang paling aktif itu aku, soalnya yang satu hamil trus yang satu lagi sepedanya baru jadi abis aku. Jadi ya ke mana-mana ceweknya cuma aku tok,” cerita cewek yang akrab disapa Dita ini.
Dita mengaku menyukai olahaga bersepeda karena tidak suka dengan olahraga yang berat-berat. Selain itu bersepeda merupakan olahraga yang murah namun tetap bisa mengeluarkan banyak keringat. “Iya aku nggak suka olahraga yang berat-berat, kalo misal kayak fitnes itu kan berat trus juga tiap bulan harus bayar,” alasan Dita yang juga sangat mengidolakan Persebaya ini.
Dita rutin bersepeda dua kali seminggu. Apabila datang ke rumah Dita pada Jumat malam atau Minggu pagi, maka sulit untuk bertemu dengannya. Sebab ia sedang bersepeda bersama komunitasnya, Surabaya Fixed Gear. Biasanya ia dengan komunitasnya kumpul dulu di Glam Rock, distro di jalan Wijaya Kusuma atau di Taman Bungkul. Setelah itu baru mereka merencanakan rute-rute mana yang akan dilewati.
Waktu ditanya rute mana yang paling jauh dilewatinya saat bersepeda, jawabannya cukup mengejutkan. Ia pernah bersepeda dari rumahnya ke daerah Pakuwon Trade Center (PTC), padahal rumahnya ada di daerah Rungkut. “Aku paling jauh tu pernah dari rumah ke PTC trus ke daerah Dukuh Kupang, ke arah Ngesong itu juga pernah. Kalo dari rumah ke McD Mayjend Sungkono sekedar makan, ngobrol trus balik lagi gitu sering,” aku cewek berbadan kurus ini.
Dengan rute sepeda yang jauh-jauh seperti itu, ia malah merasa tidak pernah capek. Karena olahraganya yang rutin tersebut justru membuat dirinya malah bugar. Namun jika sudah lama tidak bersepeda akan membuatnya mudah lelah.
Ia dengan Surabaya Fixed Gear merupakan komunitas sepeda yang memang benar-benar ingin berolahraga. Berbeda dengan anak-anak muda jaman sekarang yang bersepeda fixie karena ingin bergaya atau sekedar mengikuti trend. Dita juga melihat banyaknya anak yang bersepeda fixie saat ini sepertinya bukan bertujuan untuk olahraga. “Kalo sekarang yang pake fixie itu kan kebanyakan anak-anak SMA ya, kayaknya itu cuma buat fashion. Masa sepedaan pake legging Nit..,” ungkap Dita dengan heran.
Sepeda fixie Dita sendiri tergolong unik. Warnanya yang hijau tua dengan velg warna putih melambangkan kecintaannya dengan Persebaya. “Sepedaku tu warnanya ijo-ijo bonek gitu lo Nit. Dulu itu belum ada cewek yang punya warna kayak gitu, aku yang pertama. Soalnya kebanyakan cewek kan warnanya pink. Dulu itu yang ngelihat sepedaku mesti dipikir yang punya cowok, abis warnanya ijo mentereng gitu,” jelas cewek tomboi ini mengakhiri percakapan. (nit)
No comments:
Post a Comment