Wednesday, May 11, 2011

Bisnis Mudah dan Murah Untuk Mahasiswa

Permasalahan ekonomi banyak dirasakan berbagai macam kalangan kelas sosial. Apalagi tingkat kenaikan harga pada tahun ini dari berbagai macam kebutuhan pokok. Tingginya biaya untuk pendidikan juga menjadi salah satu hal yang utama yang menjadi beban masyarakat kita. Pemerintah dianggap melakukan kenaikan harga yang tidak wajar. Karena setelah Natal dan Tahun Baru usai, harga-harga kebutuhan terus melambung tinggi. Bensin misalnya, pemerintah telah melakukan rencananya untuk menaikan harga bensin pada tahun 2011. Naiknya harga bensin, jelas sangat berpengaruh pada kebutuhan yang lain juga. Misalnya saja dengan naiknya harga bensin, maka harga bemo, taxi dan kendaraan umum lainya ikut melonjak. Kalau sudah begini, para pelajar dan mahasiswa yang menjadi salah satu korbannya. Apalagi yang tidak mendapatkan jatah bensin dari orang tuanya. Uang saku sehari saja, bisa habis untuk membeli bensin untuk menempuh jarak dari rumah ke kampus maupun sekolah.

Dengan naiknya berbagai macam kebutuhan hidup semacam itu, kita pastinya tidak ingin menambah beban orang tua dengan meminta tambahan uang saku. Salah satu caranya adalah kita harus berhemat, menabung dan meminimaliskan pengeluaran sehari-hari kita. Walaupun sebenarnya menabung adalah hal yang sangat bermanfaat untuk kita di hari esok ketika kita sedang membutuhkan dana sewaktu-waktu untuk hal yang lebih berguna, namun penerapan untuk mendisplinkan diri adalah kendalanya. Kalau sudah begitu, timbulah motivasi pada diri kita untuk belajar lebih mandiri dan tidak ketergantungan meminta dana dari orang tua.

Kebutuhan hidup seperti itu membuat jiwa kewirausahaan pada masyarakat di Indonesia ikut meningkat tajam, khususnya dikalangan pelajar dan mahasiswa. Jaman sekarang, lulusan sarjana saja masih banyak yang menjadi pengangguran. Apalagi yang masih berstatus pelajar maupun mahasiswa? Seperti yang dialami oleh Niken, salah seorang mahasiswi komunikasi Universitas Airlangga ini. Niken mengakui adanya kenaikan kebutuhan hidup saat ini, juga berpengaruh dengan uang saku yang diberikan oleh orang tuanya. Apalagi, orang tua Niken berada di Kalimantan. Selain berat diongkos untuk pulang-pergi mengunjungi orang tuanya, biaya telepon juga mahal. Disitulah awal mulanya gadis manis berkerudung itu menemukan suatu ide untuk berbisnis tanpa harus memiliki modal yang besar.

Tahun 2011, siapa sih mahasiswa yang tidak memiliki telepon genggam? Hampir semua mahasiswa memiliki teknologi yang satu ini. Teknologi ini memiliki berbagai macam akses dan fitur yang ditawarkan. Dan untuk mengoprasikan sebagian fitur tersebut, teknologi yang satu ini membutuhkan Pulsa. Yaa, bisnis pulsa adalah salah satu solusi untuk melakukan bisnis tanpa harus memiliki title maupun tanpa harus memiliki modal yang banyak. Kita hanya perlu sebuah telepon genggam. Tidak usah muluk-muluk untuk menyewa tempat untuk kios pulsa maupun etalase. Hasil penelitian Nielsen di sembilan kota besar di Indonesia menunjukkan bahwa 70 persen remaja pada 2010 telah menggunakan telepon genggam atau meningkat hingga sekitar tiga kali lipat dibanding lima tahun sebelumnya. Dengan kata lain, berbisnis pulsa adalah salah satu usaha yang tepat untuk para remaja.

Berbekal dengan niat, Niken memulai usahanya ini dengan memanfaatkan modal sebesar Rp 100.000. Dia mulai mempromosikan usahanya tersebut dengan menawarkan pada teman-teman kuliahnya, setelah itu terus berkembang sampai hampir seluruh angkatannya menjadi pelanggan setianya. Dengan cerdik, dia memutar terus menerus uangnya tersebut tanpa memikirkan keuntungan besar diawal bisnisnya itu. Keuntungan yang dia dapatkan sekitar Rp 500-2000 saja setiap transaksi. “Kita lahir di dunia, dari kecil merangkak hingga belajar berjalan. Begitu juga dengan harapan saya pada usaha ini. Mudah-mudahan terus berkembang sampai punya toko” ujar Niken.

2 comments:

  1. Sony KusumasondjajaMay 11, 2011 at 5:00 PM

    Sorry to say, I couldn't find any strong point in this article other than the fact that it has an ending. For me, this is one of the worst articles in this blog.

    (1) Tulisan ini tidak menyajikan informasi secara proporsional sesuai judul, (2) Penyajian sangat tidak efisien. Untuk memperjelas dua poin ini, 3 alinea pertama tulisan ini bisa dibuang karena tidak relevan dengan judul dan isi. Padahal isi tulisan ini hanya 5 alinea.

    Isi tulisan ini juga kosong. Mahasiswa berbisnis pulsa itu sudah beberapa tahun lalu, jadi nilai aktualitas berita sangat dipertanyakan. Lalu, mengapa dari sekian banyak mahasiswa yang berbisnis pulsa, dipilih narasumber ini. Apa yang istimewa dengan narsum ini? Tidak ada penjelasannya.

    ReplyDelete
  2. terima kasih saran dan kritiknya, semoga bisa memotivasi untuk penulisan selanjutnya :)

    ReplyDelete