Label Plus Minus bisnis anak kuliahan yang tak kalah saing |
Memiliki sebuah usaha tidak harus menunggu sampai tamat kuliah. Dengan kemauan dan keseriusan omzet hingga lima belas juta bukan tidak mungkin didapatkan.
Usaha mercendise kini mulai menjamur keberadaannya bak jamur dimusim hujan. Mug, pin, jam dinding menjadi salah satu pilihan mercendise yang diminati masyarakat. Peluang inilah yang dicoba dibidik Valihudin Rizal yang ditemui siang itu (5/11). Mahasiswa semester akhir Universitas Airlangga ini membuka usaha mercendise dengan lebel Plus Minus Company. “Awalnya saya biasa mendesain untuk dicetak di percetakan, tapi setiap kali kepercetakan mercendise pasti antri dan ramai sekali setiap hari,” tutur mahasiswa Ilmu Politik yang akrab disapa Rizal ini.
Lewat UKM Penalaran Rizal juga banyak menorehkan prestasi di bidang kewirausahaan. Dari situlah bakat Rizal untuk mendesain disalurkan dengan mendesain gambar mug, pin dan juga gantungan kunci. Dengan tekat yang kuat dan keseriusan pada awal tahun 2009 lalu Rizal memberanikan diri untuk mengajak kedua temannya Siti Munawaroh (FST-2008) dan Amelia Rizky (FST-2008) untuk berkongsi mendirikan Plus Minus Company ini. “Awalnya cuman iseng iseng aja usaha mercendise buat nambah uang kuliah, trus baru awal tahun 2011 ini kita benar benar serius” jelas Rizal.
Membuka usaha mercendise Plus Minus ini diakui Rizal bukan tanpa halangan. Dana keuangan yang menjadi sumber utama produksi sempat tersendat. Namun ini bisa diatasi Rizal dan kawan kawannya dengan berkonsultasi ke Pusat Pembinaan Karir dan Kewirausahaan (PPKK) Universitas Airlangga. Menurut Rizal PPKK memang dirasa dapat memberikan solusi yang tepat. “Dengan keterbatasan dana yang kita punya PPKK memberikan solusi dengan meminjam uang pada teman,” papar Siti. Benar saja Rizal pun berani meminjam dana sebesar lima juta kepada teman kuliahnya ditambah iuran tiap anggota.
Apa yang membuat Rizal dan kawan kawan nya yakin usahanya bisa berdiri ditengah persaingan usaha serupa di Surabaya? Walaupun usaha ini belum bisa dibilang besar namun Rizal memastikan bahwa barang barang yang diproduksinya tak kalah saing. “Kita berani bersaing di harga, kualitas dan dijamin Plus Minus ini harga mercendise nya paling murah lho, bisa di check kok!” ujar Siti sambil tertawa. Tak salah bila tagline mereka plus kualitas nya minus harganya. Tak heran hingga saat ini Plus Minus Company ini tak pernah sepi pesanan khususnya di lingkup mahasiswa Universitas Airlangga.
Sudah memiliki bisnis usaha sendiri tak membuat Rizal, Siti dan Rizky puas begitu saja. “Kami saat ini tetap rajin mengikuti berbagai lomba Bisnis Plan dan Program Kewirausahaan, lumayanlah kalo menang uang nya bisa untuk tambahan modal Plus Minus,” jelas Rizky. Melihat usahanya yang makin menggeliat Rizal dan kawan kawan nya berinisiatif untuk mengajak Ditty Heppiyanti (Fisip 2009) dan Nararya (FST 2007) untuk bergabung membangun Plus Minus Company ini. Kini total pengelola Plus Minus berjumlah lima orang dan hal ini tentu menguntungkan karena semakin banyak ide yang bisa dituangkan.
Plus Minus Company kini mengembangkan sayapnya ke usaha T-Shirt yang berlabel Lading, Cupid Couple Shirt dan UA-ID. Dua label ini adalah ide usaha yang berhasil dimenangi Rizal dan kawan kawannya pada lomba Kewirausahaan DIKTI tahun lalu. “Jadi sebetulnya lewat lomba lomba ini lah kami belajar bagaimana berbisnis,” terang Amelia. Lalu bagaimana dengan kuliah mereka? Jangan salah, disela kesibukan Rizal, Siti, Amelia, Ditty dan Nara mereka tetap nomer satukan kuliah. Ini terbukti dengan prestasi akademik mereka yang tidak pernah turun.
Menurut Siti semua mahasiswa bukan tidak mungkin membuka usaha bisnis sediri. Asalkan disertai dengan ketelatenan dan keseriusan dalam menjalankan. “Prinsip nya saya nggak mau menambah jumlah pengangguran di Indonesia, jadi sebelum lulus saya harus punya usaha” papar Rizal. Saat ditanya bagaimana keberlanjutan bisnis Plus Minus ini Rizal dan kawan kawan berharap agar kelak Plus Minus bisa memiliki kantor usaha sendiri. Selain itu mereka juga Plus Minus bisa memberikan manfaat untuk orang banyak khususnya mahasiswa dengan membuka pelatihan bisnis. (din)
PARAMADINA 070915082
Ide tulisan menarik dan eksekusinya juga cukup bagus. Mungkin akan lebih menarik apabila ada informasi dari konsumen juga untuk menguatkan pesan bahwa produk mereka memang bagus. Tapi, secara umum, tulisan ini cukup bagus.
ReplyDeleteTapi, saya sedikit penasaran, apakah memang mercendise adalah istilah serapan resmi dalam bahasa Indonesia ya..? Mengapa tidak ditulis merchandise saja..?