Mahasiswa berbisnis memang telah menjamur. Namun adakah dari sekian banyak mahasiswa yang merintis bisnis tersebut yang memiliki lebih dari satu usaha? Mungkin hanya segelintir. Dari yang sedikit itulah, terdapat Dinda Sita Anggraeni. Mahasiswi semester 4 Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Airlangga ini tidak hanya memasarkan satu macam barang, melainkan tiga sekaligus.
Gadis berjilbab yang biasa disapa Dinda ini tidak hanya memasarkan pulsa, namun juga menjual pakaian serta parfum isi ulang. Dinda mengaku awalnya bisnisnya ditujukan untuk membantu keluarganya. “Dasarnya memang aku suka bisnis. Kebetulan Mamaku punya bisnis pakaian, dan kakak iparku punya toko parfum. Jadi aku bantu memasarkan,” terang Dinda. Selepas SMA, Dinda tidak langsung melanjutkan ke bangku kuliah. Bungsu dari dua bersaudara ini sempat bekerja di sebuah perusahaan selama sembilan bulan. Hasil dari keringatnya sendiri itulah yang digunakan untuk modal usahanya sekarang. Berawal dari usaha toko pulsa berjalan, Dinda lantas membantu bisnis ibu dan kakak iparnya. Dinda memulai bisnis pulsanya sejak masih bekerja, dan berlanjut hingga kini dia masuk kuliah.
“Dapat barangnya macam-macam, kalau pakaian, ada teman Mama yang naruh barang di rumah. Sementara kalau parfum, kakakku impor dari luar,” kata Dinda lagi. Target marketing Dinda selain teman-teman di kampus, juga teman-temannya di luar. “Pembelinya selain dari kampus, juga teman-temanku dari kantor yang lama, sama teman-teman SMA yang masih bisa ketemu.” Saat ditanya dukanya menjalani berbagai bisnis, Dinda bercerita cukup panjang. “Kalau berjualan pulsa, ya orang yang beli itu suka ngutang, sementara kalau berdagang pakaian, kadang sudah bawa barangnya berat-berat, tahunya nggak ada yang laku. Tapi ya, namanya orang jualan, ya kayak gitu.”
Memang ada ketidakcocokan antara jurusan yang diambil Dinda, Ilmu Komunikasi, dengan apa yang dijalaninya sekarang. Apalagi, gadis yang lahir pada 20 September 1989 ini mengatakan bahwa dia menyukai bisnis. Dinda mengaku, mulanya dia ingin masuk Manajemen. “Tapi ternyata diterima di Komunikasi, ya sudah,” katanya disambung tawa kecil. Namun Dinda mengaku tidak menyesal masuk ke jurusan Komunikasi. Gadis kelahiran Surabaya ini mengatakan bahwa banyak sekali ilmu yang dia dapatkan, yang mungkin tidak akan diajarkan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, sasaran pertamanya.
Apakah repot mengatur waktu antara bisnis dan kuliah, mengingat Dinda juga memiliki toko pulsa di rumah? “Nggak. Karena waktu kuliah kan tidak seperti sekolah, jadi diatur saja sebisanya.” Dari beragam bisnisnya tersebut, Dinda bisa mendapat omzet dalam jumlah yang cukup menggiurkan. Sebulannya, Dinda mampu mengantongi Rp 3.000.000 hingga Rp 4.000.000. Namun, Dinda tidak lantas menghamburkan uang yang sudah didapatnya tersebut. “Labanya biasanya aku tabung,” katanya.
Untuk waktu yang akan datang, Dinda ingin membuka bisnis baru, yakni bisnis makanan. Namun Dinda memilih untuk menunda rencananya tersebut hingga lulus kuliah. “Soalnya kalau bisnis makanan kan harus fokus total. Jadi kalau dibagi sama kuliah, nggak bisa,” terangnya. Untuk bisnis makanan, Dinda mengatakan kelak akan mencoba berbisnis bakso atau mie. Dinda bahkan berbagi kiat untuk mahasiswa lain yang ingin memulai bisnisnya sendiri. Berikut kiat-kiatnya:
1. Jangan pernah takut untuk memasarkan barang dagangan.
2. Jangan pernah takut untuk melawan yang namanya kompetitor. Dimana-mana, yang namanya kompetitor pasti ada.
3. Harus tahan mental. Jika barang yang diperdagangkan tidak laku, jangan menyerah. Harus tetap semangat.
It's just another okay article. Penyajiannya membosankan. Tidak ada selling point di article ini, tidak jelas apa penting dan menariknya membaca tulisan ini. Tidak ada penjelasan apa istimewanya Dinda dan bisnisnya - krn toh mahasiswi seperti Dinda ini banyak sekali di Unair.
ReplyDeletelike
ReplyDelete